SMS GRATIS ALL OPERATOR INDONESIA

Selasa, 05 April 2011

sunan kudus

Sunan Kudus banyak berguru
pada Sunan Kalijaga.
Kemudian ia berkelana ke
berbagai daerah tandus di
Jawa Tengah seperti Sragen,
Simo hingga Gunung Kidul. Cara berdakwahnya pun
meniru pendekatan Sunan
Kalijaga: sangat toleran pada
budaya setempat. Cara
penyampaiannya bahkan
lebih halus. Nama kecilnya Jaffar Shadiq.
Ia putra pasangan Sunan
Ngudung dan Syarifah (adik
Sunan Bonang), anak Nyi
Ageng Maloka. Disebutkan
bahwa Sunan Ngudung adalah salah seorang putra Sultan di
Mesir yang berkelana hingga
di Jawa. Di Kesultanan Demak,
ia pun diangkat menjadi
Panglima Perang. Sunan Kudus banyak berguru
pada Sunan Kalijaga.
Kemudian ia berkelana ke
berbagai daerah tandus di
Jawa Tengah seperti Sragen,
Simo hingga Gunung Kidul. Cara berdakwahnya pun
meniru pendekatan Sunan
Kalijaga: sangat toleran pada
budaya setempat. Cara
penyampaiannya bahkan
lebih halus. Itu sebabnya para wali (yang kesulitan mencari
pendakwah ke Kudus yang
mayoritas masyarakatnya
pemeluk teguh)
menunjuknya. Cara Sunan Kudus mendekati
masyarakat Kudus adalah
dengan memanfaatkan
simbol-simbol Hindu dan
Budha. Hal itu terlihat dari
arsitektur masjid Kudus. Bentuk menara, gerbang dan
pancuran/padasan wudhu
yang melambangkan delapan
jalan Budha. Sebuah wujud
kompromi yang dilakukan
Sunan Kudus. Suatu waktu, ia memancing
masyarakat untuk pergi ke
masjid mendengarkan tabligh-
nya. Untuk itu, ia sengaja
menambatkan sapinya yang
diberi nama Kebo Gumarang di halaman masjid. Orang-orang
Hindu yang mengagungkan
sapi, menjadi simpati. Apalagi
setelah mereka mendengar
penjelasan Sunan Kudus
tentang surat Al-Baqarah yang berarti "sapi betina".
Sampai sekarang, sebagian
masyarakat tradisional Kudus,
masih menolak untuk
menyembelih sapi. Sunan Kudus juga menggubah
cerita-cerita ketauhidan. Kisah
tersebut disusunnya secara
berseri, sehingga masyarakat
tertarik untuk mengikuti
kelanjutannya. Sebuah pendekatan yang tampaknya
mengadopsi cerita 1001 malam
dari masa kekhalifahan
Abbasiyah. Dengan begitulah
Sunan Kudus mengikat
masyarakatnya. Bukan hanya berdakwah
seperti itu yang dilakukan
Sunan Kudus. Sebagaimana
ayahnya, ia juga pernah
menjadi Panglima Perang
Kesultanan Demak. Ia ikut bertempur saat Demak, di
bawah kepemimpinan Sultan
Prawata, bertempur melawan
Adipati Jipang, Arya
Penangsang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar